5 Mitos Tentang Alay dan Kenyataanya

1. Orang alay biasanya menyukai lagu-lagu pop melayu Indonesia seperti Kangen Band, ST12, dan Radja.


Kenyataannya:
Tidak sepenuhnya benar.

Justru alay-alay yang menyukai lagu-lagu seperti Kangen Band, Radja, Angkasa, dsb itu mulai jarang.

Dan anehnya, justru lagu-lagu Kangen Band itu malah ‘populer’ di kalangan non-alay, dengan maksud lucu-lucuan dengan teman-teman atau karaoke dengan maksud joke dengan pura-pura menjadi alay .

Justru alay-alay yang seringkali ditemukan itu ‘menyukai’ lagu-lagu yang istilahnya ‘cenderung terbawa mode’ atau menurut mereka ‘keren/gokil/gaul’, padahal mereka hanya sekedar ikut-ikutan biar dibilang keren. Bukan karena musikalitas. Biasanya beraliran rock, punk, atau metal.

Contohnya bisa dari dalam negeri seperti PeeWee Gaskins, atau dari luar seperti Secondhand Serenade, The Red Jumpsuit Apparatus, Avenged Sevenfold, bahkan hingga blink-182 dan Metallica!

Dengan menjadi ‘penggemar’ musik-musik mereka, kemudian mereka mencaci dan menganggap rendah musik-musik/musisi-musisi tertentu; biasanya musik-musik yang diluar ‘selera’ mereka (yang menjadi korban biasanya musik-musik yang lebih slow/ngepop), dengan mengatakan ‘musik banci’, ‘lagu bencong’, dsb. Mereka mengaku-ngaku membenci lagu-lagu seperti itu padahal aslinya malah lebih menyukainya (lihat paragraf selanjutnya).

Kalaupun yang ‘pop’, biasanya lagu-lagu mainstream standar acara-acara musik di televisi-televisi swasta seperti Inbox, Dahsyat, dll; atau menjadi soundtrack sinetron-sinetron. Biasanya grup musik/penyanyi yang cenderung mengikuti pasar. (untuk saat ini musimnya pop melayu)

Contohnya The Virgin, ST12, Ungu, Hello, Ridho Rhoma, Lyla, dsb.

Aslinya, mereka justru lebih menyukai lagu-lagu semacam ini ketimbang lagu-lagu yang mereka anggap ‘keren’ tersebut.

Hanya saja mereka ‘jaim’ sehingga mereka menikmati lagu ini secara sembunyi-sembunyi atau menyelipnya di ‘tumpukan’ lagu-lagu yang mereka anggap ‘keren/gaul’ di playlist mereka.Maksudnya biar tidak ketahuan bahwa mereka menyukai lagu seperti itu.

2. Orang alay biasanya menyukai grup musik yang penampilan personilnya (maaf) ‘kampung’ atau ‘menengah ke bawah’. (penampilan fisik, bukan performance di atas panggung)


Kenyataannya:
Justru sebaliknya!

Alay justru malah melihat suatu grup musik/musisi dari bentuk fisik personilnya.
FYI, selera musik mereka juga mencakup aktor/aktris yang terjun ke dunia musik, meskipun kualitas musiknya pas-pasan sekalipun!

Contoh: Lyla (katanya vokalisnya ganteng), The Titans (katanya vokalisnya ganteng juga), The Adlys (mentang-mentang ada Adly Fairuz), Irwansyah, The Sisters (mentang-mentang ada Shireen Sungkar), dsb.

Mereka seringkali ‘judge a book by its cover’, kalau vokalisnya jelek atau ‘muka melas’, menurut mereka sudah pasti musiknya ‘melas’ juga, kalau vokalisnya gendut musiknya ‘nyesekin’, dsb.

Ingat, sama sekali tidak ada hubungan antara tampang dengan musikalitas!
Musikalitas itu lebih dekat dengan suara dan kemampuan memainkan alat musik dengan alat-alat tubuh tertentu. Musik itu bukan seni peran yang lebih mengedepankan tampang dan akting.

Di luar sana, banyak sekali musisi meskipun dengan penampilan fisik yang menengah ke bawah namun mampu menghasilkan musik yang jauh lebih berkualitas ketimbang grup-grup musik/musisi-musisi yang mengandalkan tampang, tetapi musikalitasnya cenderung mengikuti pasar.

3. Orang alay identik dengan ekonomi (maaf) menengah ke bawah.


Kenyataannya:
Tidak semua benar.

Memang sifat alay itu karena pengaruh lingkungan, dan lingkungan yang identik dengan ke-alay-an itu memang tidak dapat dipungkiri, didominasi oleh kalangan menengah ke bawah.

Tetapi banyak juga alay yang berasal dari kalangan menengah ke atas.

Biasanya OKB (orang kaya baru), tetapi OKL (orang kaya lama) juga banyak.
Mungkin karena pengaruh lingkungan yang mendidik mereka untuk mempunyai sikap alay.

Mencakup orang-orang yang sok keren, tukang pamer, dan yang suka menganggap rendah orang-orang yang berada di bawahnya.

Contohnya seseorang yang mempunyai BlackBerry, lalu menganggap rendah orang-orang di sekitarnya yang mempunyai ponsel yang hanya mempunyai fitur sms dan telepon, dengan menganggap mereka *ucup*, tidak gaul, atau miskin. Padahal BlackBerry hasil merengek atau bahkan mengancam orang tuanya; bahkan dia sendiri kurang mengetahui fitur-fitur BlackBerry.

4. Kebanyakan alay memakai baju-baju distro abal-abal (biasanya Diery)


Kenyataannya:
Alay sepertinya lebih identik dengan kaos-kaos band-band metal/hardcore/rock, padahal ditanya sejarahnya atau lagu-lagunya tidak tahu. Hanya suka gambarnya saja dan karena ingin dibilang gaul/keren. (kecuali kaos hasil sumbangan atau tidak ada kaos yang lain lagi)

Alay juga lebih identik dengan kaos-kaos dengan gambar-gambar khas alay sok keren seperti tengkorak, ganja, atau jari tengah tidak jelas.

Alay juga identik dengan kaos-kaos dengan tulisan-tulisan Bahasa Indonesia sok keren, termasuk tulisan-tulisan sok Bahasa Inggris padahal penulisannya dan grammarnya salah atau maknanya tidak jelas. Misalnya kaos-kaos dengan tulisan ‘p4niti4 h4ri ki4m4t’ atau ‘perset*n loe semua’, atau untuk versi sok Bahasa Inggris misalnya kaos bertuliskan ‘I LAVE YOU FOREVER MY LAVE

 

5. Orang alay kLo cHaT pa5t1 tuLi5aNnY4 g3d3 k3ciLzZzZ, p’koQnY kY 9iNi Lh, 9auLzZz meNzZz!!!!!!!!!!!!!


Kenyataannya:
Benar, meskipun belakangan sudah mulai jarang…

Tulisan s’pRt1 ni3 memang ‘warisan’ dari jaman Friendster, jaman *piip* Online, jaman Nokia N Series masih sangat booming juga, sekitar pertengahan 2004 hingga awal 2008.

Jaman-jaman segitu mungkin masih dibilang unik, bahkan imut. Tetapi jaman sudah berubah, seiring cara pandang orang-orang jaman sekarang. Tulisan seperti itu dianggap ‘merusak mata’ dan bahkan ‘memutar otak’ untuk membacanya.

Tetapi sekarang para alay sudah mulai ‘sadar’. Sudah jarang tulisan 9de kciLz ditemukan.
Hanya saja, penyingkatan hingga tulisan sulit untuk dibaca, sok imut, serta pe-lebay-an kata masih bisa dirasakan.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS